Sebagai ponsel cerdas yang diperuntukkan kalangan kelas menengah atas, BlackBerry pada awalnya memang sangat eksklusif. Dahulu, hampir setiap profesional maupun artis menggunakan ponsel cerdas ini, baik untuk gengsi, prestise, maupun benar-benar memanfaatkan fitur-fitur cerdasnya. Namun saat ini, ketika BlackBerry semakin terjangkau, bahkan ada pihak-pihak yang menawarkan ponsel cerdas ini dengan harga dibawah 1 jutaan versi CDMA, meski originalitasnya dipertanyakan, ponsel cerdas ini nampaknya beranjak menjadi ponsel sejuta umat.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan ponsel cerdas ini menurun eksklusivitasnya? Berikut beberapa kekurangan BlackBerry yang umum dibicarakan diantara para pengguna yang sebagian besar hanya mengikuti trend:
BBM tidak gratis
Awalnya, banyak yang mengira layanan BBM di ponsel cerdas BlackBerry itu gratis, tanpa harus berlangganan apapun, dan hanya berdasarkan masa aktif pulsa seperti hp biasa. Setelah pengguna memahami bahwa untuk dapat ber BBM-ria, mereka harus merogoh kocek lagi untuk berlangganan paket internet BB disamping langganan paket komunikasi hariannnya, mereka mulai meninggalkan gadget ini dan beralih ke handphone biasa.
Harga BB Paket Full Service masih mahal
Agar dapat menikmati paket internet unlimited, pengguna BlackBerry di Indonesia harus mengeluarkan biaya lebih daripada paket internet unlimited di handphone berplatform lainnya. Dengan pengeluaran ekstra ini, banyak pengguna instant berpikir ulang untuk tidak melanjutkan berlangganan BBM Full Service.
Trend turun
Seiring booming handphone Android, popularitas BlackBerry di Indonesia juga nampaknya mulai terpengaruh. Bahkan menurut kabar, popularitas BlackBerry di negara asalnya, Canada, juga telah menurun.
Model terbatas
Karena diproduksi oleh kalangan terbatas, BlackBerry cenderung terbatas pula dalam hal model. Dalam setiap rilis baru, BlackBerry hanya menyuguhkan satu atau dua model, padahal handphone berplatform lainnya hampir setiap minggu berganti model.
Spek rendah
Umumnya, spesifikasi BlackBerry lebih rendah jika dibandingkan hanphone berplatform lain yang hargaya setingkat. Prosesor, RAM, dan kamera yang disuguhkan cenderung kalah tinggi dengan hp sekelas lainnya.
Tidak bisa dioprek
Sebagai ponsel cerdas dengan platform tertutup, BlackBerry sangat sulit dioprek. Bagi para penggemar gadget, hal ini tentu membatasi kreativitas mereka dalam bereksperimen dan mereka harus puas dengan OS serta fitur-fitur bawaan BlackBerry.
Layanan terbatas
Layanan BlackBerry juga lebih sedikit dibanding kompetitornya, Android, yang memiliki jutaan aplikasi gratis. Kamera untuk video call dan lampu Flash untuk ketajaman hasil kamera utama hampir sulit ditemukan dalam ponsel cerdas ini.
Koneksi internet tidak bisa dibagi
Jika handphone lain dapat dijadikan Wi-Fi hotspot tanpa biaya tambahan, BlackBerry telah diset sistemnya untuk tidak bisa membagi koneksi internetnya dengan paket internet biasa. Untuk memfungsikan gadget ini sebagai modem bersama, pengguna BlackBerry harus berlangganan biaya ektra.
Banyak aplikasi berbayar
Sebagai ponsel cerdas yang memiliki istem operasi tertutup, sedikit pengembang yang menawarkan aplikasi gratisan di BlackBerry. Akibatnya, sebagian besar aplikasi BB harus diunduh dengan membayar, alias aplikasi berbayar.
Minim inovasi
Fitur-fitur yang ada pada BackBerry nampaknya cukup lambat dibenahi dibanding Android. Prosesor BalckBerry masih dikisaran 1 GHz kebawah, kamera yang berkutat di sekitar 2 MP, hingga model yang cenderung sama dengan pendahuunya.
Demikian beberapa kekurangan BlackBerry yang saya peroleh baik dari informasi rekan-rekan pengguna maupun pengalaman memiliki ponsel cerdas ini. Bukan maksud saya mendiskreditkan BlackBerry, namun sebagai penyeimbang agar kita lebih obyektif dalam menilai, sekaligus sebagai masukan agar RIM semakin memanjakan pelangganya di Indonesia dengan upaya penyempurnaan produk andalannya. Selamat berbagi informasi.
0 Komentar:
Post a Comment