468x60 Ads

Saturday 18 August 2012

Pelatihan Blog Pelajar Hari Ketiga - Tour ke PKS Sulung

Tour ke PKS Sulung (Pabrik Kelapa Sawit) ini merupakan acara terakhir kami, peserta pelatihan blog pelajar. Disini kami melihat & belajar mengenai proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) Kelapa Sawit menjadi CPO & KPO. Dibawah ini adalah tahap - tahap pengolahan TBS Kelapa Sawit menjadi CPO & KPO :

1. Pemasukan TBS



Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2jalur sebelah kiri dan kanan. Pada saat pintu dibuka lori yang berada dibawah cage akan terisi dengan TBS.
Lori
Setelah terisi, lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage, dimana transfer carriagedapat memuat 3 lori yang masing - masing mempunyai berat rata-rata 3 ton. Dengan transfer carriage lori diarahkan ke rel sterilizer yang diinginkan.

Kemudian diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukan kedalam sterilizer. Pemasukan lori ke dalam sterilizer menggunakan loader.

2. STERILIZER
Sterelizer
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengansterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:

1. Mematikan enzyme.
2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.
3. Mengurangi kadar air dalam buah.
4. Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan pengepressan.
5. Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.

Proses perebusan dilakukan selama 90 menit. Untuk media pemanas dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar. Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tiga puncak tekanan). Puncak pertama tekanan sampai 1,5 Bar puncak kedua tekanan sampai 2 Bar dan puncak ketiga tekanan sampai 3 Bar.

Berikut proses perebusan sistem tiga peak :
1. Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.
2. Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit. Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar.
3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5 menit.
4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.
5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.
6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam waktu 15 ? 20 menit.
7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 ? 50 menit.
8. Uap kondensat dibuang selama 5 - 7 menit sampai tekanan 0

3. THRESSER

Thresser

Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat dan dibalikkan diatashopper thresser (auto feeder).

Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan? menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh keconveyor dan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 ? 25 rpm. Pada bagian dalamthresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke penampunganempty bunch.

4. STASIUN PRESS

Conveyor
Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut denganfruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan berondolan ke distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka brondolan menuju ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari bijisehingga mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester di-injectsteam bersuhu sekitar? 90 ? 95 ?C.

Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui nozzle-nozzle pada pipa berlubang yang dipasang pada screw press. Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam.

Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan mesinpress terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi.

Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri dari biji dan fiber), yang akan dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).


5. STASIUN KERNEL

Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.


6. STASIUN PEMURNIAN



Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank,Continous Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating Screen, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank.

7. Stasiun Water Tripment Plan

Disini adalah tempat pengolahan air

8. Oil / Kernel Dispers
Di stasiun ini CPO dan PKO dikirim

Cukup Sekian penjelasan dari saya, Semoga Informasi ini bermanfaat!

0 Komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...